subkultur casual adalah salah satu kultur dalam sepakbola yang erat
dengan tipikal hooliganisme dengan pakaian yang mahal dari designer2
eropa. subkultur ini dibentuk pada awalnya di inggris pada akhir tahun
1970.an saat para hooligans mulai memakai pakaian berlabel designer
besar untuk menghindari perhatian dari polisi. mereka tidak memakai
warna baju klub mereka, supaya lebih mudah untuk menyusup pada grup
rival mereka dan masuk ke pub mereka.
beberapa label dari 1980 yang
biasa dipakai mereka adalah: Fila, Stone Island, Fiorucci, Pepe,
Benetton, Sergio Tacchini, Ralph Lauren, Henri Lloyd, Lyle & Scott,
Adidas, Ben Sherman, Fred Perry, Lacoste, Kappa, Pringle, Peter Storm,
Burberry, Reebok dan Slazenger.
subkultur ini dimulai akhir tahun 1970an saat liverpool memperkenalkan
inggris pada fashion eropa, pada tahun 1977 di kejuaraan eropa perempat
final melawan st etienne. fans liverpool datang kembali ke inggirs
dengan pakaian mahal ala designer italia dan perancis. para fans membawa
pulang banyak pakaian unik yang mereka tidak pernah liat di negara
mereka sebelumnya, seperti sergio tacchini, lacoste atau bahkan pakaian
training adidas, pada saat itu polisi masih mencari skinhead fans yang
menggunakan dr. martens boots dan tidak memperhatikan fans yang
menggunakan pakaian dari designer. namun semakin kesini, banyak dari mereka yg meninggalkan merk2 terkenal
tersebut dan lebih menyukai menggunakan model2 pakaian yang identik
dengan independent clothing labels, label lokal yang lebih nyaman dan
cocok digunakan di inggris, biasanya pakaian yang mereka gunakan identik
dengan musik atau pakaian sehari hari
tak hanya di eropa di indonesia pun ada suporter casuals, mereka adalah flowers city casuals, firm casuals pendukung persib bandung,
tak heran di bandung pun terlahir kultur casuals karena kota bandung merupakan kota fashion di indonesia..
@joesesath
Tidak ada komentar:
Posting Komentar