Beberapa saat sebelum dimulainya perhelatan Euro 2012, Ukraina yang
menjadi salah satu tuan rumah justru digoyang oleh isu rasisme yang
bukan tak mungkin mengurangi aliran suporter ke negara tersebut.
Mantan
pemain bertahan Inggris Sol Campbell baru saja melontarkan sebuah
penilaian mengejutkan terkait dengan rasisme di Ukraina, dalam
wawancaranya dengan Panorama.
"Lebih baik tinggal di rumah,
saksikan di TV. Jangan ambil risiko (pergi ke sana)... karena Anda bisa
pulang di dalam peti mati," sarannya kepada fans, terutama fans Inggris,
sebagaimana dikutip Guardian.
Pernyataan Campbell
tersebut muncul setelah keluarga dari dua pemain Inggris, Theo Walcott
dan Alex Oxlade-Chamberlain, mengaku tidak akan menyaksikan langsung
laga-laga Inggris di Ukraina karena adanya ancaman kekerasan dan aksi
rasisme.
Foreign Office, departemen di pemerintahan
Inggris Raya yang bertugas mengurusi hal-hal di luar negeri, juga telah
mengeluarkan peringatan yang tidak kalah membuat cemas. Departemen yang
resminya bernama Foreign and Commonwealth Office itu menyarankan
suporter (Inggris) keturunan Afrika-Karibia atau Asia mesti ekstra
hati-hati.
Akibat isu rasisme tersebut, Federasi Sepakbola
Inggris (FA) memperkirakan kota Kiev dan Donetsk di Ukraina hanya akan
disambangi sekitar 5 ribu suporter Inggris. Jumlah ini masih kalah
banyak ketimbang 10 ribu suporter yang datang ke Afrika Selatan, yang
letaknya lebih jauh, pada 2010 dan 100 ribu fans yang mendatangi Jerman
di Piala Dunia 2006.
Pun begitu, dalam wawancara kepada Football Focus BBC
bulan April lalu dan akan disiarkan penuh 6 Juni nanti, dua pesepakbola
asal Ukraina yang juga pernah beraksi di Inggris, Andriy Shevchenko dan
Oleg Luzhny, menepis kekhawatiran.
"Di sini kami tidak memiliki
masalah mengenai rasisme. Negara ini sangat tenang dan orang-orangnya
pun ramah," kata Shevchenko yang pada periode 2006–2009 bermain untuk
Chelsea.
"Tidak, tidak, tidak, aku tidak pernah mendengar
mengenai hal itu (rasisme). Kami memiliki pemain-pemain Nigeria... dan
aku tak pernah mendengar tentang rasisme," kata Luzhny yang di Inggris
pernah membela Arsenal dan Wolverhampton Wanderers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar