Red Army merupakan julukan bagi kelompok hooligans atau fans garis keras Manchester United yang lebih terkenal dengan istilah “hooligan firm”. Pada era akhir tahun 70an dan awal 80an merupakan masa dimana Red Army sangat terkenal dengan segala eksistensinya, hingga mendapatkan predikat sebagai kelompok hooligans terbesar di negeri Inggris Raya. Mereka sering kali berkelahi dengan kelompok hooligans lainnya, terutama dengan rival terberat mereka saat itu ICF (Inter CIty Firm) yang merupakan kelompok hooligans dari klub West Ham United. Red Army tampil dalam film dokumenter tahun 1985 berjudul ‘hooligan’ dimana saat itu kelompok hoolians West Ham United melakukan perjalanan away ke Old Trafford dalam pertandingan Piala FA Putaran ke-6, dan terjadi perkelahian besar dengan antara Red Army dengan ICF di sekitar Manchester seusai pertandingan.Red Army adalah nama yang diberikan kepada away supporters Manchester United selama tahun 1970-an. Yang paling terkenal adalah pada tahun 1974-75, saat United terdegradasi dari divisi utama Liga Inggris dan bermain satu musim di divisi kedua. Red Army yang selalu menyebabkan kekacauan di seluruh negeri Inggris, mengunjungi stadion di mana mereka akan hadir lebih banyak dari pada home fans. Bersama dengan penggemar Bolton Wanderers saat itu, mereka menusuk penggemar muda Blackpool hingga tewas di belakang The Kop Spion di Bloomfield Road kota Blackpool saat pertandingan Divisi II pada tanggal 24 Agustus 1974, hal ini menyebabkan PSSI Inggris mewajibkan seluruh stadion di Inggris untuk memasang pagar tinggi.
Anggota Red Army yang paling terkenal saat itu adalah Tony O’Neill, yang memimpin kelompok tersebut pada akhir tahun 1970 hingga sekitar tahun 2001 ketika ia dilarang menginjakkan kaki di seluruh stadion sepakbola di Inggris oleh Pemerintah setempat. O’Neill telah merilis dua buku tentang hooligan firm tersebut, yaitu Red Army General pada tahun 2004 dan The Men in Black di tahun 2006 dan kini menjadi pimpinan perusahaan Champions Sport Travel penyedia jasa bagi fans United yang ingin menghadiri pertandingan away Manchester United. Judul dari The Men In Black berasal dari aggota Red Army yang dikenal selalu mengenakan pakaian serba hitam saat menonton pertandingan, dengan insiden paling dikenang adalah ketika mereka pergi untuk men-support United melawan West Ham di Upton Park, saat itu mereka menyergap para fans West Ham mengenakan balaclava.
Di saat Red Army mengunjungi suatu kota maka tempat itu akan berdengung, mereka selalu pergi dalam kelompok besar, mereka melakukan perjalanan dengan kereta api, mobil besar, bus/truk atau apapupun kendaraan yang dapat mengangkut mereka ketempat tujuan karena semangat besar mereka guna mendukung tim kesayangannya. Bahkan tidak peduli jarak yang jauh, hujan atau cerah, tetap saja mereka ada di sana, berdiri dan tidak berhenti nge-chant selama pertandingan berlangsung.
Selama bertahun-tahun Red Army selalu hadir di pertandingan United dengan jumlah yang besar, dan kini dalam era teknologi informasi yang sudah mendunia dengan adanya internet, Red Army makin dikenal secara global. Banyak dari fans Manchester United di seluruh dunia mendapatkan inspirasi dari mereka dalam men-support klub kebanggannya terutama dengan chant-chant mereka. Kini semakiin banyak fans United dimanapun mereka berada akan selalu menganggap dirinya sebagai Red Army. sumber : red army general
Tidak ada komentar:
Posting Komentar